Selasa, 5 Mei 2009

Pautan Semasa 7 : Minuman Ringan Pembunuh Paling Digemari .

Anda gemar minum minuman ringan atau yang biasa disebut soft drink? Coca-Cola, Pepsi, Mirinda, Fanta, Sprit, atau ratusan jenis minuman ringan yang lain? Jika jawabannya adalah 'Ya', maka hentikanlah sejenak dan bacalah pesan dibawah ini. Karena dengan mengkonsumsi minuman ringan, bisa jadi anda telah meracuni tubuh anda sendiri tanpa disadari.

Sebelumnya, seberapa jauh anda paham dengan istilah 'minuman ringan'? Perlu diketahui, dinamakan minuman ringan karena minuman-minuman tersebut mengandung sedikit sekali bahan makanan yang berkhasiat tetapi mengandung sangat banyak bahan makanan yang merugikan bagi kesehatan tubuh. Disebut 'ringan' karena kurangnya vitamin, zat dan kebutuhan yang penting bagi tubuh manusia.

Tahukah Anda?
Pada tahun 1969, lebih 50% bayi di Zambia dilaporkan kekurangan zat karena para ibu yang menyusui bayinya adalah penggemar minuman ringan seperti Coke dan Fanta. Malah kebanyakan ibu-ibu ini menggunakan kedua jenis minuman tersebut sebagai pengganti susu. Akibatnya, Rumah Sakit di Zambia banyak dipenuhi oleh bayi-bayi yang kekurangan zat makanan dan disebut sebagai Fantababy.

Pada tahun 1992, Pemerintah Singapura telah melarang penjualan semua jenis minuman ringan berkarbonat dijual di sekolah-sekolah di negara tersebut. Peraturan tersebut dilegalkan apabila minuman tersebut didapati mengandung lebih 10% gula yang mengakibatkan obesitas.

Sedangkan pada tahun 1993, sebuah lembaga kesehatan gigi anak di Inggris, Child Dental Health menyatakan bahwa 20% anak-anak yang meminum minuman ringan mengalami kerusakan gigi. Dari hasil penelitiannya didapat, bahwa kerusakan gigi awalnya berlangsung dalam waktu 45 menit sesudah minum dan proses kerusakan selanjutnya berlangsung selama sekurang-kurangnya satu jam.


Kandungan dan Implikasi Minuman Ringan
Gula merupakan unsur yang 'wajib' ada dalam minuman ringan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Pengguna Pulau Pinang (CAP) di Malaysia, terdapat antara 4 sampai 15 sendok teh gula pada setiap 300 hingga 500 ml minuman ringan yang dikeluarkan. Padahal, kadar penggunaan gula yang dibenarkan dalam satu hari hanya antara 8 sampai 11 sendok teh saja.

Gula merupakan bahan yang mampu dengan mudah merusakkan gigi, menambah resiko diabetes, sakit jantung, masalah kulit dan seribu satu penyakit lain yang tidak kalah bahayanya bagi tubuh manusia. William Dupty dalam bukunya yang berjudul Sugar Blues menyatakan bahwa, "... seperti ganja, morfin dan heroin, gula seperti candu yang membuat ketagihan dan mampu membinasakan..." dan Beatrice Hunter dalam bukunya yang berjudul Consumer Beware menyatakan, "... penyakit limpa selalu dialami oleh kalangan remaja yang banyak mengkonsumsi minuman ringan..."

Masih menurut Persatuan Pengguna Pulau Pinang, minuman ringan juga mengandungi sejenis bahan pengawet yaitu sodium benzoid (E211) yang juga dikenal sebagai asid benzoid. Campuran asid ini diyakini bisa menjadi penyebab asma, dan hyperaktif kepada anak-anak dan sebagian orang dewasa. Entah di Indonesia, sebuah survei dan penelitian di Malaysia mendapati bahwa, paling kurang ada 14 merk minuman ringan di pasaran Malaysia mengandung bahan kimia tersebut. Meski demikian, dijelaskan bahwa batas penggunaan asid benzoid yang dibenarkan adalah 350ppm.

Hasil uji terbaru Persatuan Pengguna Pulau Pinang juga mendapati bahwa beberapa jenis minuman ringan turut mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Antara lain tartazine, yaitu pewarna oranye kekuningan yang telah dilarang penggunaannya di Norwegia dan Finlandia karena diyakini menjadi penyebab bengkak kulit dan penyakit mata.

Zat pewarna sunset yellow juga telah dilarang di Norwegia, Finlandia dan Swedia karena diyakini mengakibatkan kanker. Sementara pewarna merah carmoisine dilarang di Amerika Serikat dan Canada karena diyakini bisa mengakibatkan keracunan makanan dan kanker.

Sadar sebelum menyesal
Kesadaran akan pentingnya memilih makanan dan minuman yang menyehatkan kadang sangat sulit bagi sebagian orang. Minuman ringan tidak berbeda jauh dengan penggunaan rokok. Kedua merupakan 'pembunuh' yang sangat digemari oleh pengkonsumsinya. Gaya hidup yang seringkali mendesak kita untuk mencari makanan dan minuman 'segera' (fastfood) sering mengelabui mata sehingga kita gagal mencerna, mana makanan dan minuman yang berkhasiat serta tidak merugikan, atau pun sebaliknya. Jadi, minumlah untuk hari ini, tapi pikirkan juga agar anda tetap bisa terus minum pada hari esok!

Tiada ulasan:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails